Cegah Ambles Meluas, Pasang Drum di Bantaran Sungai Apur Banyuwangi

© mili.id

Lintasan air dari drum untuk mengalihkan aliran air dari saluran irigasi menuju Sungai Kali Apur. (Eko Purwanto/Mili.id)

Banyuwangi - Warga yang tinggal dekat Sungai Kali Apur mengaku ketar-ketir pasca amblesnya tanah bantaran. Selain membuat tanggul penahan sederhana, warga swadaya membangun saluran pembuangan dari drum bekas.

Tercatat ada 20 ruko lebih berdiri dekat saluran irigasi letaknya yang sejajar dengan Kali Apur di sisi timur. Sementara, 7 ruko sudah merasakan dampak kerusakan akibat amblesnya bantaran Sungai Kali Apur.

Supaya dampak gerusan ke bangunan ruko tak semakin meluas, warga bersama pemerintah desa setempat kemudian membuat saluran pembuangan dari drum bekas. Tujuannya, mengalihkan air dari saluran irigasi ke Kali Apur.

"Memanfaatkan drum bekas untuk dibentuk sedemikian rupa dengan tujuan mengalirkan air di saluran irigasi ke Kali Apur.  Diketahui, sebagian bangunan irigasi dekat ruko ikut rusak, dampak dari amblesnya bantaran sungai," ujar Kepala Desa Siliragung, Paino Hadi Pranoto, kepada mili.id, Sabtu (20/4/2024).

Drum-drum tersebut diperoleh dari swadaya dan dikerjakan secara gotong-royong. Mulai dari kontruksi sampai perakitan ke lokasi.

Penopang drum dibuat dari bambu yang kemudian ditali menggunakan potongan karet ban bekas. Paino menyebut, pemasangan itu dilakukan sejak tanah dekat saluran irigasi ambles

"Sebenarnya drum itu sudah kita pasang jauh hari sebelum longsor meluas. Menahan banjir juga. Termasuk membuat tanggul penahan sebanyak 500 sak berisikan batu dan pasir. Tapi debit air lebih tinggi dari perkiraan," katanya.

Kendati berdampak pada terputusnya saluran irigasi yang mengaliri persawahan di wilayah Siliragung dan Pesanggaran, Paino menyebut, langkah tersebut terpaksa ditempuh agar dampak gerusan tak semakin meluas. Petani pun belum begitu belum membutuhkan air mengingat curah hujan masih tinggi.

"Belum ada keluhan dari petani. Tapi kita tetap berharap akan segera dilakukan perbaikan," imbuhnya.

Sebelumnya, pemdes setempat telah berkoordinasi dengan Koordinator Sumber Daya Air (Korsda) Pesanggaran dan instansi terkait menyoal kejadian ini. Ditambahkan Paino, upaya pembenahan akan segera dilakukan dengan memasang bronjong.

"Direncakan akan dibangun bronjong dan sasak (tanggul penahan) supaya tanahnya tidak tergerus menerus oleh banjir. Dan dampaknya tak semakin meluas. Sudah koordinasi dengan pengairan dari Kabupaten Lumajang," katanya.

Warga yang kebetulan tinggal dekat dengan Kali Apur untuk waspada sewaktu banjir datang. Ia pun telah mengimbau agar sementara ini warga mengosongkan barang-barang berharga dari dalam rumah.

Terlebih, kata Paino, hujan intensitas tinggi terus terjadi di wilayahnya. Dan berpotensi terjadi banjir susulan yang bisa terjadi sewaktu-waktu.

"Makanya kita minta warga tetap waspada. Sembari menunggu Bronjong terpasang,"

Sementara, Staf UPT PSDA WS Bondoyudo Baru Lumajang, Sutrisno mengungkap, pihaknya sudah melakukan tinjauan ke lokasi. Dan sudah dilakukan pengukuran serta membuat desain rekonstruksi kembali atas kerusakan yang terjadi.

"Masih tahap rencana. Mau bronjong atau lainnya masih belum final. Itu tim teknis nanti yang menentukan. Yang jelas desainnya sudah dibuatkan," ujarnya.

Menyoal kapan waktu pengerjaan bangunan penahan banjir tersebut, Sutrisno belum berani memastikan. Pihaknya hanya melakukan survei dan mendampingi tim teknis dalam pembuatan desain bangunan.

"Kami hanya melakukan survei dan tim teknis yang membuat desain. Namun untuk waktunya kapan (pengerjaan ) belum berani memastikan," jelasnya.

Banjir memang menjadi penyebab utama amblesnya tanah bantaran Sungai Kali Apur. Kondisi itu diperparah dengan kontur tanah berpasir yang mudah tergerus air.

Selain bangunan rumah, satu jembatan alternatif penghubung menuju SMP Kartika Siliragung ikut rusak diterjang banjir.

Editor : Achmad S



Berita Terkait