Kerbau yang dijadikan sesajian saat tradisi upacara adat unan-unan Suku Tengger.(Foto: Fades/Mili.id)
Probolinggo - Mayu bumi atau tradisi upacara adat Unan-Unan yang digelar tiap 4 atau 5 tahun sekali berdasarkan kalender Tengger oleh Suku Tengger Kabupaten Probolinggo itu tidak hanya melakukan ritual hasil bumi dan hasil ternak kemudian didoakan.
Namun, upacara adat Unan-Unan yang gelar 5 tahun sekali karena di antara 5 tahun terdapat 1 tahun dinamakan tahun panjang atau tahun Landung atau Tahun Paing itu juga ada beberapa larangan yang pantang dilanggar oleh masyarakat Suku Tengger.
Baca juga: Atlet Arung Jeram Probolinggo Jadi Korban Begal Bersenjata Celurit dan Air Soft Gun
Beberapa larangan masyarakat Suku Tengger saat Tradisi Unan-Unan itu di antaranya, tidak diperkenankan melaksanakan ritual yang sifatnya individu, tidak diperbolehkan membunyikan gentang, dan seluruh masyarakat Suku Tengger tidak boleh mengadakan acara entas-entas.
Baca juga:
Desa Tertua Suku Tengger di Probolinggo Gelar Upacara Adat Unan-Unan
Baca juga: Dongkrak Wisata Alam Probolinggo Lewat The Seven Lakes Festival 2025
Selain itu, larangan untuk masyarakat Sukuk Tengger saat tradisi Unan-Unan tidak boleh mengadakan ritual yang mempertemukan kemanten anyar, dan tidak boleh nutuk lambang sunan, atau tidak boleh membuat rumah yang setiap saat di tempati selamanya.
"Karena semua leluhur (saat tradisi Unan-Unan) diyakini sedang dalam masa tapa atau istirahat. Sehingga kalau memaksa maka upacara atau ritual sebesar apapun akan sia-sia karena tidak sampai ke leluhur," kata Legen (Wakil) Dukun Pandita, Mulyono Hadi, Selasa (23/4/2024).
Baca juga: Satreskrim Polres Probolinggo Cek Gudang Diduga Timbun BBM Dibekingi Polisi, Ternyata...
Menurut Mulyono, ritual atau tradisi upacara adat Unan-Unan bertujuan untuk menyucikan alam semesta. Selain itu, adanya kerbau sebagai salah satu sesaji juga diyakini memakmurkan dan menyuburkan tanah di wilayah Tengger.
"Kerbau ini memiliki simbol tersendiri, yaitu simbol dari kemakmuran. Selain itu hewan kerbau juga merupakan simbol tunggangan dari dewa yamayang atau dewa keadilan," pungkasnya.
Editor : Aris S

 
                                                










