Sosialisasi Pembinaan Ideologi Pancasila, Eri Cahyadi, Paparkan Pesan Bung Karno

Sosialisasi Pembinaan Ideologi Pancasila, Eri Cahyadi, Paparkan Pesan Bung Karno © mili.id

Eri Cahyadi saat menerima cenderamata dari Rektor Untag

Mili.id - Pemuda diharapkan tidak cuma pandai bicara ideolgi Pancasila. Namun, harus dituangkan dalam kehidupan masyarakat, seiring adanya program Kampus Merdeka.

Begitu imbau Walikota Surabaya Eri Cahyadi saat jadi keynotespeaker, di Sosialisasi Pembinaan Ideologi Pancasila, bertajuk 'Pendidikan Karakter Mahasiswa Nasional dan Patriotik Generasi Z' di Kampus Universitas 17 Agustus (Untag), Surabaya, pada Minggu.

Dikatakan, Pancasila diterapkan, dilahirkan itu penuh dengan makna, mulai sila pertama hingga sila ke 5. Maka, pada kesempatan itu, ia terngiang pesan Sang Proklamator Bung Karno: Seribu orang tua hanya bisa bermimpi. Satu anak muda akan merubah dunia.

"Bayangkan, kalau satu anak muda bisa mengubah dunia, disini ada berapa pemuda," ujar Eri.

Eri menambahkan, Bung Karno adalah santri. Sehingga dia belajar Pancasila dan membuat sila pertama hingga sil ke 5, tidak lepas dari latar belakangnya itu. Dia, urainya, sosok yang paham dan taat beragama. Sehingga mencetuskan 'ketuhanan yang maha esa',

"Artinya, dalam kehidupan dunia hanya ada satu Tuhan. Tuhan itu esa, sehingga apa yang terjadi, itu kehendak Nya," beber Eri.

Kemudian, ada 'kemanusiaan yang adil dan beradab'. Maka, tutur dia, sila tersebut mengajarkan kita berbuat adil. Manusia harus bermanfaat dengan manusia yang lainnya.

Begitu pula dengan 'Persatuan Indonesia', menurutnya, kita harus cinta dengan tanah air, hubbul wathon minal iman. Sehingga bila diperas ke 5 sila tersebut, dengan ilmu agama. Ada rasa gotong royong, akhirnya terbentuk guyub rukun.

"Karena itulah saya mewujudkan Pancasila dalam memimpin kota Surabaya." terangnya.

Deputi I Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Prakoso mengatakan, untuk mencerdaskan bangsa, pemerintah telah membangun sekitar 4 ribu perguruan tinggi, tentunya hal itu untuk menyejahterkan rakyatnya. Ikut serta dalam ketertiban dunia, kemerdekaan, keadilan sosial dan sebagainya, berlandaskan Pancasia.

"Jadi Untag tidak cuma mencetak anak didik,  menguasai ilmu dan teknologi saja. Tapi juga karakter," ucapnya.

Karakter tersebut, paparnya untuk memajukan kesejahteraan umum, menjadikan negara kita berdaya saing. Karena level negara ini, dikisaran rangking 100.

Dan bila Indonesia, benar benar jadi negara emas, negara maju, harus terbebas dari leader income track. "Dan Itu harus ada penguasaan." tegasnya.

Sehingga, ia menekankan pendidikan harus punya visi. Visi tersebut bukan hanya untuk keluarga, tetangga, kampung, tapi untuk indonesia. Maka salah satunya memperkuat persatuan, dan tahu persis  komparatif.

Komparatif menurutnya, harus jadi kompetitif. Sehingga Indonesia jadi berdaya saing, kuncinya adalah iptek. Sedangkan Pancasila, iptek, keadilan sosial harus satu unit, tidak bisa dipisahkan.

"Untuk kesejahteraan bersama." demikian Prakoso. (rar)

Baca juga: Wali Kota Eri Cahyadi Ajak Masyarakat Surabaya Hidup Sehat

Editor : Redaksi



Berita Terkait