Surabaya - Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Jawa Timur mengajak Mahasiswa Baru (Maba) Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) tahun akademik 2023-2024 untuk selalu Bersih Narkoba (Bersinar).
Analis Penyuluhan & Layanan Informasi, BNNP Jawa Timu, Sri Artanti Maryani, mengatakan berdasarkan survei tahun 2021, usia produktif 15 sampai 25 tahun memiliki tingkat pemakaian narkoba yang tinggi. Ganja adalah yang paling banyak digunakan, terutama di Jawa Timur. Rata-rata, pemakaian narkoba di tahun 2021 dan 2022 ini mengalami peningkatan di kalangan remaja.
“Faktor penyebabnya adalah karena mereka tidak memiliki ketahanan diri yang cukup kuat. Mereka sering tidak mampu menolak ajakan dari teman, dan tidak memiliki sikap yang tegas terhadap narkoba. Mereka umumnya tahu tentang dampak negatif narkoba, tetapi seringkali tidak dapat menghindarinya. Selain itu, mereka juga sering kesulitan mengelola stres dan tekanan,” ujar Sri Artanti usai memberikan materi di Auditorium Lantai 9 Tower Unusa Kampus B Jemursari Surabaya, Senin (4/9/2023).
Baca juga: Saat Mahasiswa UHW Perbanas Tanam Pohon Mangrove di Surabaya
Perempuan yang bertugas sebagai Penyuluh Narkoba Ahli Pertama ini menambahkan meski remaja banyak berinteraksi di sekolah maupun kampus, namun keluarga menjadi landasan utama. Sehingga keluarga memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk ketahanan diri remaja dan mencegah penyalahgunaan narkoba.
“Upaya preventif sangat ditekankan, seperti sosialisasi di perguruan tinggi, serta pembentukan ketahanan diri remaja dan keluarga. Lingkungan juga memiliki pengaruh besar; ketika remaja berada di lingkungan positif, mereka cenderung melakukan hal-hal positif. Namun, saat bergaul dengan orang-orang yang terlibat dalam narkoba, mereka cenderung mencoba-coba karena dipengaruhi oleh teman-teman mereka,” ungkapnya.
Sri juga berpesan kepada remaja, khususnya mahasiswa untuk menjauhi narkoba dan membangun imunitas yang kuat melalui pengelolaan stres dan pemahaman diri. Dengan cara ini, remaja dapat mengubah pengaruh negatif menjadi hal positif.
Baca juga: Terbongkarnya Jaringan Gay Mahasiswa yang Diotaki Pemuda asal Surabaya
“Ini merupakan upaya dalam peran kami sebagai penyuluh di BNNP Jawa Timur dalam memberikan informasi dan layanan penyebaran kesadaran mengenai narkoba,” ungkapnya.
Sementara itu, Rektor Unusa, Prof. Ir. Achmad Jazidie, mengungkapkan, bahwa mahasiswa sebagai generasi yang akan memimpin bangsa ini di masa depan. Sebab itu pihaknya berpesan agar mahasiswa harus menjadi orang baik yang tidak boleh berhenti berinvestasi dalam perbuatan baik setiap saat. Mahasiswa dihadapkan pada tantangan luar biasa berat, termasuk kemandirian di bidang energi, teknologi, dan perekonomian yang bersih dari unsur-unsur merugikan.
“Orang baik harus berani menolak praktik-praktik yang akan merugikan bangsa di masa depan. Untuk menjadi bangsa besar dan bermartabat di tengah pergaulan masyarakat internasional, mereka harus berani berkata tidak dan melatih diri dengan penuh percaya diri. Belajar saja tidak cukup; mereka juga perlu memiliki "social capital" dan "hard skills" serta berkompetensi di era revolusi industri,” ungkapnya.
Baca juga: Bimtek Penulisan Proposal Program Kosabangsa di Untag Surabaya
Jazidie menambahkan, mahasiswa harus mengembangkan kemampuan komunikasi yang baik, bekerja sama dengan orang lain, menghargai orang lain, dan berinovasi adalah hal-hal yang penting.
“Untuk melawan godaan yang mengarah ke narkoba, mahasiswa dapat menghadiri kuliah umum, berpartisipasi dalam diskusi, dan terlibat dalam unit-unit kegiatan mahasiswa (UKM), di Unusa ada UKM Relawan Anti Narkoba (RAN). Kegiatan ini bisa melibatkan para pakar, dan bisa streaming (umum) yang dihadiri oleh banyak orang. Ini merupakan bagian penting dari proses belajar di berbagai disiplin ilmu di Unusa,” ungkapnya.
Editor : Redaksi