Kepala Instalasi Kedokteran Forensik dan Medikolegal RSUD dr. Soetomo Dr. Abdul Aziz (kanan) (ist for mili.id)
Surabaya - Tim Forensik RSUD dr Soetomo menemukan kelainan saat melakukan autopsi terhadap jasad William Adolf Refly dan Indro Purnomo. Autopsi tersebut sudah dilakukan sejak 26 Desember 2023, hingga kini hasilnya belum keluar.
Kepala Instalasi Kedokteran Forensik dan Medikolegal RSUD dr Soetomo dr Abdul Aziz mengatakan, meski menemukan kelainan pihaknya belum bisa menjelaskan ke publik, namun yang pasti kelainan itu akan terus didalami lewat pemeriksaan.
"Tentu hasilnya kita menemukan kelainan-kelainan pada autopsi tersebut. Juga kita menegakkan apakah itu memang meninggal karena alkohol atau tidak, dalam pemeriksaan penunjang untuk sampai saat ini masih dalam proses pemeriksaan," katanya.
Pemeriksaan penunjang ini kata dr Aziz melibatkan Labfor Polda Jatim, untuk mengetahui jenis alkohol yang dikonsumsi korban yang tewas, lewat pemeriksaan toksikologi.
Menurutnya, alkohol terbagi menjadi beberapa jenis kendati yang diminum korban saat itu adalah minuman keras jenis vodka dan rum, serta ada dugaan minuman khusus yang dalam sloki, yang kini masih didalami polisi.
"Kita untuk mengetahui adanya zat tersebut kan butuh pemeriksaan penunjang. Apakah itu alkohol jenis etanol metanol atau isopentanol, itu harus konfirmasi dari pihak Lab. Alkohol itu macem-macem, dan alkohol yang sering dikonsumsi adalah jenis etanol," tambahnya.
"Kalau metanol itu jarang, mungkin penyalahgunaan sering digunakan. Mungkin orang awan tidak paham dengan metanol. Metanol kalau di masyarakat itu spirtus. Metanol lebih berbahaya," sambungnya.
Selain pemeriksaan toksikologi, Tim Forensi juga bekerja sama dengan Laboratorium Patologi Anatomi Central RSUD dr Soetomo. Pemeriksaan itu dilakukan untuk mengetahui kelainan organ akibat mengkonsumsi etanol ataupun metanol.
"Satu lagi genatomy, untuk mengetahui kelainan organ akibat mungkin yang diduga alkohol jenis etanol ataupun metanol itu. Untuk jelasnya berapa lama menyelesaikan pemeriksaan itu, saya tidak bisa memberikan jawaban," ungkapnya.
Sementara ketika ditanya kondisi organ dalam kedua jasad yang dilakukan autopsi itu, Dr. Aziz tak memiliki wewenang menjelaskan kepada publik.
"Kita melakukan autopsi, mohon maaf bukan ranah publik. Kalau memang pengen akses informasi itu, ke penyidik. Saat ini belum launching hasil pemeriksaan penunjang dan sampai saat ini belum ada hasilnya," paparnya.
Sedangkan, ketika di tanya apakah vodka dan rum saat dicampur jus cranberries apakah dapat meningkatkan daya racun hingga merenggut tiga nyawa sekaligus, Dr. Aziz mengaku tidak tahu.
"Yang berkembang di masyarakat itu kan ada campuran jus apa itu. Dan apakah jus itu membuat sinergisme meningkatkan daya racunnya. Tidak kita gak tau. Kalau menjelaskan terkait farmakologi itu bukan kewenangan kami, bukan kompetensi kami. Mungkin ahli farmakologi. Yang jelas secara simpel, metanol itu lebih berbahaya daripada etanol," pungkasnya.
Baca juga: Eri Cahyadi Pastikan Tak Ada PHK Tenaga Non-ASN Surabaya Akibat Efisiensi Anggaran
Editor : Achmad S