Dirjen Diktiristek Beri Penguatan Unesa Menuju PTNBH Berkelas Dunia

© mili.id

Dirjen Diktiristek beri penguatan Unesa menuju PTNBH berkelas dunia (Foto: Unesa for mili.id)

Surabaya - Pendidikan tinggi di Indonesia menghadapi tiga tantangan, yaitu kesenjangan akses, kesenjangan kualitas, dan kesenjangan relevansi.

Hal itu disampaikan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Dirjen Diktiristek), Kemendikbudristek, Prof. Dr. rer. nat. Abdul Haris, dalam FGD Bulan Pendidikan di Unesa, Sabtu (4/5/2024).

Pertama, terkait kesenjangan akses, Dirjen Diktiristek menyebutkan angka partisipasi kasar akses pendidikan tinggi di Indonesia ada di kisaran 30 sampai 40%.

Artinya, jumlah lulusan SMA/SMK/sederajat yang kuliah masih terbatas. Angka tersebut masih di bawah Vietnam dan Thailand, apalagi Singapura.

Kedua, kesenjangan kualitas. Jumlah PTN dan PTS di Indonesia terbilang fantastis, yaitu sekitar 4.356 perguruan tinggi. Banyaknya perguruan tinggi menimbulkan kesenjangan kualitas, baik dari aspek pembelajaran, hingga dosennya.

Ketiga, kurangnya relevansi perguruan tinggi. Dengan hadirnya program merdeka belajar, kesenjangan antara lulusan perguruan tinggi dengan kebutuhan dunia industri semakin dipersempit.

Untuk menjawab kesenjangan tersebut, arah kebijakan dan strategi Ditjen Diktiristek yaitu meningkatkan angka partisipasi akses pendidikan tinggi, meningkatkan mutu dan relevansi, dan meningkatkan mutu dosen dan tenaga kependidikan.

Dirjen Diktiristek beri penguatan Unesa menuju PTNBH berkelas duniaDirjen Diktiristek beri penguatan Unesa menuju PTNBH berkelas dunia

Berikutnya, meningkatkan tata kelola pendidikan tinggi, dan penguatan visi riset, inovasi dan pengabdian kepada masyarakat.

"Ini pekerjaan besar yang sudah kita lakukan untuk memecahkan tiga persoalan prioritas tadi," jelas Prof Abdul Haris.

Dengan kompleksnya tantangan saat ini, dibutuhkan kerja sama dan kolaborasi yang kuat seluruh stakeholder pendidikan tinggi dalam menjawab permasalahan prioritas melalui misi bergerak bersama lanjutkan merdeka belajar.

Guru Besar Geofisika di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia (UI) itu mengapresiasi komitmen Unesa PTNBH untuk menjadi world class university.

Ada beberapa yang perlu diperhatikan untuk menjadi perguruan tinggi berkelas dunia, yaitu pengajaran berstandar internasional, penelitian yang diakui dunia, kapasitas inovasi yang mampu menyelesaikan persoalan bangsa.

Lalu, mampu melahirkan talenta global baik itu dosen, mahasiswa maupun lulusannya. Juga jejaring kemitraan level dunia, lulusan yang unggul dan kompetitif, punya banyak dosen dan mahasiswa asing, dan berkontribusi pada peningkatan devisa negara melalui mahasiswa asing, hilirisasi riset, dan kerja sama internasional.

"Menjadi PTNBH berkelas dunia ada banyak tantangannya seperti dana, kualitas SDM, fasilitas dan infrastruktur pembelajaran dan penelitian, pemenuhan keinginan dosen, kualitas mahasiswa yang tidak merata hingga tidak kuatnya sinergi," bebernya.

Sementara sambutan Rektor Unesa, Prof. Dr. Nurhasan dibacakan Wakil Rektor Bidang Akademik, Kemahasiswaan, dan Alumni, Prof. Dr. Madlazim.

Katanya, FGD itu mengusung tema 'Bergerak Bersama Lanjutkan Merdeka Belajar'. Tema tersebut merupakan seruan kepada semua untuk terus maju melangkah bersama dan tak kenal lelah mengejar cita-cita tinggi dan meraih ilmu sepanjang hayat.

Merdeka belajar bukan sekadar kata-kata, tetapi semangat yang membara dalam diri setiap individu untuk terus belajar berkembang dan menginspirasi. Merdeka belajar mengajarkan bahwa belajar tidak hanya terjadi di dalam kelas, tetapi dimanapun bisa belajar dan berkembang.

"Mari kita gunakan bulan pendidikan ini sebagai momentum untuk meningkatkan semangat belajar, kualitas pembelajaran, dan kolaborasi antar-semua pihak yang terlibat dalam dunia pendidikan. Mari kita bersatu, bersinergi, dan bersama-sama bergerak menuju cita-cita mulia mewujudkan generasi yang cerdas, berakhlak dan siap menghadapi tantangan masa depan," papar dia.

FGD dihadiri jajaran pimpinan Unesa, mulai MWA, SAU, para wakil rektor, jajaran dekan, direktur, kepala lembaga, koorprodi, hingga dosen selingkung kampus 'Rumah Para Juara'. Tampak hadir juga sejumlah pimpinan perguruan tinggi lainnya.

Editor : Narendra Bakrie



Berita Terkait