Mili.id - Puluhan Pedagang Kaki Lima (PKL) Bawah Tol Tambak Asri bernafas lega. Pasalnya, rencana penggusuran lapak mereka ditunda Satuan Polisi Pamong Praja (PP) Kota Surabaya.
Sebelumnya, mereka resah dan gelisah. Setelah menerima surat edaran Satpol PP, dimana lokasi yang berada di bawah Jembatan Tol Sisi Kelurahan Morokrembangan Kecamatan Krembangan harus dikosongkan paling lambat 21 Oktober 2022.
Terkait hal ini, Daniel Lukas Rorong Juru Bicara (Jubir) Paguyuban PKL Bawah Tol Tambak Asri mengaku, dirinya memang pernah berkomunikasi dengan Asisten 2 Pemkot Surabaya Irvan Widyanto dan Ketua DPRD Surabaya Adi Sutarwijono melalui WhatsApp untuk meminta solusi terkait hal ini.
"Karena surat edaran tersebut baru diterima oleh para PKL Bawah Tol Tambak Asri pada 19 Oktober 2022 tanpa ada pemberitahuan sebelumnya berupa sosialisasi," kata Daniel melalui keterangan tertulis yang diterima redaksi.
Selain itu, lanjut Daniel, ada yang janggal dalam isi surat edaran tersebut. Dimana tertulis ditujukannya pada pemilik bangunan liar yang berada di bawah Jembatan Tol Sisi Kelurahan Morokrembangan Kecamatan Krembangan.
"Padahal ada sekitar 50an PKL yang sampai saat ini masih aktif berjualan di sini. Ada yang membuka warung kopi, warung makanan, soto rombong, sate ayam, konter pulsa, gorengan, potong rambut, tukang permak kain sampai tambal ban. Sebelum pandemi Covid, ada 80-an yang tercatat sebagai PKL disini," jelasnya.
Tapi Daniel tidak memungkiri, memang ada bangunan liar yang berdiri di bawah Jembatan Tol Tambak Asri. "Kalau sasarannya memang bangunan liar, silahkan dibongkar. Tapi kalau PKL kena dampaknya juga, ini yang perlu diadakan pertemuan terlebih dahulu untuk mencari solusinya," harapnya.
Kabar baiknya, pengacara Sholeh yang melakukan pendampingan hukum terhadap para PKL Bawah Tol Tambak Asri memberi kepastian. Rencana penggusuran tersebut ditunda sampai nanti ada pertemuan dengan Pemerintah Kota Surabaya. Selain pengacara Sholeh, PKL Bawah Tol Tambak Asri juga didampingi Ormas Madura Nusantara (Mantra).
Nurul, salah satu PKL yang berjualan sate ayam dan daging berharap tidak ada penggusuran di lapak tempat dia berjualan.
Hal senada juga diungkapkan oleh Giati, yang membuka warung makanan. Dirinya berharap, jikalau digusur, paling tidak di relokasi sehingga dirinya bisa berjualan kembali.
"Kalau digusur, saya dan suami mau berjualan dimana lagi? Jika di depan rumah warga, nanti diusir," tuturnya.
Baca juga: Ini Langkah Satpol PP Surabaya Pasca PKL Pasar Loak Dupak Rukun Ditertibkan
Editor : Redaksi