Surabaya - KAI Daop 8 Surabaya bersama komunitas pecinta kereta api IRPS (Indonesia Railway Preservation Society) menghadirkan Miniatur Lokomotif Uap seri DD52 terbesar di Indonesia. Miniatur lokomotif ini akan dipajang di ruang tunggu pelanggan Stasiun Surabaya Gubeng, sisi timur, mulai 4-31 Agustus 2023.
Manager Humas KAI Daop 8 Surabaya, Luqman Arif, mengatakan bahwa KAI Daop 8 Surabaya bersama komunitas IRPS memamerkan miniatur lokomotif terbesar di Indonesia kepada pelanggan KA di Stasiun Surabaya Gubeng dalam rangka mensosialisasikan tentang sejarah perkeretaapian. "Miniatur ini akan hadir mulai 4-31 Agustus 2023, tepatnya di ruang tunggu pelanggan Stasiun Surabaya Gubeng," ujarnya.
Baca juga: 4 Kereta Api di Jember Terlambat Imbas Insiden KA Pandalungan Vs Truk
Kehadiran Pameran Miniatur Lokomotif terbesar yang telah dianugerahi oleh Rekor MURI ini, diharapkan dapat menjadi sarana hiburan bagi para penumpang KA, sekaligus memperkenalkan nilai – nilai sejarah perkeretaapian Indonesia kepada khalayak publik. Selain itu, pameran ini juga bertujuan sebagai sarana sosialisa
Miniatur lokomotif tersebut merupakan hasil kolaborasi KAI dengan Indonesia Railway Preservation Society (IRPS) dan Tridi Zaiku Indonesia (3D Zaiku), yang menggunakan printer 3 dimensi dengan memiliki ukuran skala 1:4 dan telah terdaftar sebagai pemegang rekor Museum Rekor-Dunia Indonesia (MURI) sebagai Rekor Miniatur Lokomotif Terbesar dengan Teknologi Cetak Tridimensi.
Diawali dengan menggambar 3D modeling tanpa blueprint selama 4 bulan hanya dengan melihat referensi foto dan video. 3D modeling tersebut menghasilkan 1.996 komponen yang selanjutnya dirakit sehingga menghasilkan bentuk lokomotif uap yang utuh. Secara detail, ukuran miniatur lokomotif uap DD52 ini memiliki dimensi panjang 580 cm, lebar 68 cm, dan tinggi 90 cm, serta total bobot 200 kg.
Sejarah keberadaan Lokomotif DD52 di Indonesia dimulai ketika Lokomotif ini didatangkan dari Pabrik Hartmann dan Hanomag di Jerman, serta Werkspoor di Belanda pada tahun 1923, mulai berdinas sejak 1924, setelah lokomotif DD 50 dan lokomotif DD 51.
Baca juga: Pengalaman Baru 300 Warga Jember Periksa Kesehatan Gratis di Gerbong Kereta Api
Berbeda dengan kedua pendahulunya yang dibuat di pabrik ALCO di Amerika Serikat, lokomotif DD52 dibuat di Eropa, tepatnya di Jerman dan Belanda. Keunggulan lokomotif ini dibandingkan dengan DD50 dan DD51 adalah kecepatan maksimalnya yang dapat mencapai 50 km/jam, di mana kedua lokomotif sebelumnya hanya mampu mencapai 40 km/jam.
Lokomotif DD52 memiliki julukan "Si Gombar" dari masyarakat lokal Jawa Barat yang selalu dilewati oleh lokomotif ini. Dengan ukurannya yang besar dan tenaganya yang kuat, tugas utama lokomotif DD52 adalah menarik kereta barang yang melintasi pegunungan Priangan. Walaupun begitu, lokomotif ini juga difungsikan sebagai penarik kereta penumpang.
Di akhir masanya, lokomotif ini melayani KA lokal Bandung-Cibatu. Alokasi lokomotif ini sendiri menyebar di beberapa Depo Lokomotif seperti Tasikmalaya, Purwakarta, dan Cibatu. Karier lokomotif ini berakhir pada tahun 1974, ketika angkutan barang di jalur Tasikmalaya - Cicalengka menurun. Sehingga menjalankan DD52 ini terlalu berlebihan untuk muatan yang tidak begitu berat.
Baca juga: Belasan Warga Mengaku Tak Dapat Kacamata Gratis, Program Rail Clinic KAI
Miniatur lokomotif uap DD52 ini rencananya akan dipamerkan di beberapa stasiun setiap bulan hingga akhir tahun 2023. Bulan Agustus akan berada di Stasiun Surabaya Gubeng, September di Stasiun Yogyakarta, Oktober Stasiun Purwokerto, November Stasiun Bandung, dan Desember berakhir di Stasiun Garut.
“KAI mengucapkan terima kasih kepada IRPS, 3D Zaiku, serta para pelanggan kereta api atas terlaksananya Pameran Miniatur Lokomotir Rekor MURI ini. KAI terbuka bersinergi dengan berbagai pihak dalam memberikan kebermanfaatan dan meningkatkan pelayanan kepada pelanggan. Hal ini sebagai upaya edukasi sejarah perkeretaapian di Indonesia kepada masyarakat,” pungkas Luqman Arif.
Editor : Redaksi