Guru Besar Unair, Soroti Perbedaan Data Stunting Nasional dan Daerah

© mili.id

Ilustrasi/net

Mili.id - Terkait stunting anak Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Airlangga (Unair) Sri Sumarmi menyatakan, pihaknya menemukan banyak perbedaan kontras antara data stunting nasional dengan daerah.

Perbedaan ini disebutnya mengganggu proses intervensi penanganan stunting yang membutuhkan data rutin. 

“Ketika daerah membuat perencanaan, yang dibutuhkan tentu datanya harus tahunan. Sementara Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar, red) hanya mengeluarkan data tiap lima tahun sekali,” jelasnya dalam Seminar dan Forum Ilmiah Nasional Online bertajuk Kajian Ilmiah untuk Konvergensi Intervensi Spesifik dan Sensitif untuk Menuju Indonesia Bebas Stunting, pada Senin (8/11).

Lantas, ia menyarankan pemerintah daerah memakai data rutin daerah. Namun masalahnya, kata dia banyak daerah atau posyandu yang belum punya alat sesuai standar. Begitu pula dengan praktik pengukurannya yang masih seringkali tidak tepat. 

Di samping itu, ia mengkritisi perencanaan penanganan stunting di daerah yang kebanyakan copy paste dari perencanaan tahun sebelumnya. Bahkan pihaknya mengaku pernah menemui hal itu dan diakui sendiri oleh kepala dinasnya.

"Jadi mereka hanya tinggal mengganti tahun,” tuturnya

Realita ini, menurut dia dapat menggugah perguruan tinggi semestinya dapat hadir untuk membantu pencegahan stunting sesuai dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi, yakni pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat.

Ia menyebut, dalam segi penelitian, perguruan tinggi dapat berkontribusi pada intervensi spesifik dan interensi sensitif melalui penelitian berupa riset implementasi. "Artinya, riset dibuat dan ditujukan untuk implementasi nyata bagi masyarakat." tambahnya. 

Hasil riset tegas dia, nantinya dapat menjadi masukan bagi pemerintah dalam merumuskan regulasi penanganan stunting. Untuk itu dia menekankan prinsip kolaborasi pentahelix untuk mengatasi masalah stunting di Indonesia.

"Prinsip sinergitas tersebut menekankan kerja sama, komitmen, kepercayaan, serta budget sharing antar institusi." ungkapnya 

Editor : Redaksi



Berita Terkait